Sejarah Ringkas Universitas IBA
Universitas IBA yang disingkat dengan UIBA didirikan pada tanggal 1 Nopember 1986 dengan SK Pendirian Universitas IBA Nomor : 09/A-3/IBA/I/1986. Pendirian Universitas IBA ini pada mulanya digagas oleh Asjajidah yang kemudian mendapat dukungan dari suaminya, Bajumi Wahab. Pengusaha Sumsel yang terkenal di masa Presiden Soekarno ini tak asing dengan dunia pendidikan. Hal ini terlihat dari jejak gagasannya dalam mendirikan Fakultas Kedokteran Universitas Taruma Negara guna mempersiapkan dokter-dokter muda yang cakap dan tangguh untuk mengantikan dokter-dokter senior di Rumah Sakit Sumber Waras guna mewujudkan cita-cita Perhimpunan Sosial “Tjandra Naya” yang dulu bernama Sin Ming Hui.
Gagasan Bajumi Wahab bahwa perlu mendirikan fakultas kedokteran itu bersamaan saat mendirikan Rumah Sakit Sumber Waras yang terletak di Jalan Kyai Mojo, Jakarta. Untuk mewujudkan fakultas kedokteran itu dibentuklah Panitia Persiapan Pembentukan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara yang terdiri dari: Prof. Dr. Slamet Muljana (Rektor Untar saat itu), Bajumi Wahab, Dr. Lie Ging Tjwan (Dr. L. Gito Husodo), Drs. Kwee Hwat Djien, Khoe Woen Sioe, Tan Kwie Seng, R. Budi Setiawan dan Sidik Salamun.
Gagasan Asjajidah yang disemangati oleh suaminya untuk mendirikan lembaga pendidikan yang bernaung di bawah payung Yayasan IBA muncul pada tahun 1950-an. Menurut putranya Rosihan Nuch Bajumi, gagasan kedua orangtuanya itu berangkat dari kesadaran mereka untuk memberikan pendidikan masyarakat Sumatera Selatan sebagai upaya untuk mewujudkan hak-hak pendidikan bagi anak bangsa, khususnya masyarakat Sumatera Selatan, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.
Gagasan mendirikan Universitas IBA tentu tidak luput dari serangkaian lembaga pendidikan yang telah didirikan lebih awal, yaitu: pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan beberapa sekolah kejuruan yang berada, seperti SMEA dan STM Perkapalan yang cukup terkenal di kota Palembang. Hal ini tak mengherankan karena Bajumi Wahab sendiri dikenal sebagai pengusaha kapal yang sukses di masa Orde Lama.
Pada tanggal 10 Juni 1987, Yayasan IBA mengusulkan surat permohonan ke Kopertis Wilayah II untuk memperoleh izin operasional bagi Universitas IBA. Tak lama kemudian, Universitas IBA mendapatkan izin operasional dengan surat izin Nomor: 01.174/A.3/KOP.II/1987. Pada tanggal 29 Juli 1987, Ketua Kopertis Wilayah II, Dr. Bochari Rachman, M.Sc., mengeluarkan surat persetujuan sementara untuk menyelenggarakan kegiatan akademik bagi unit/jurusan/Program Studi/Fakultas di lingkungan Universitas IBA.
Dengan memperoleh izin operasional itu, Ketua Yayasan IBA, Mohammad Assaf -- suami dari Mistidjah yang memiliki garis keluarga dari H.Bajumi Wahab -- bersama pengurus Yayasan IBA, pimpinan Universitas dan Fakultas menyambut pemberian izin operasional itu dengan suka cita. Yang ditandai dengan peresmian Universitas IBA bersamaan peresmian Masjid Asyajidah pada tanggal 3 Agustus 1987.
Kuliah perdana diselenggarakan Universitas IBA pada tanggal 21 September 1987. Rektor Universitas IBA saat itu adalah Prof. Dr. Amrah Muslimin. Sedangkan pimpinan dekan yang pertama kala itu adalah Datu Lela Siregar (Dekan Fakultas Hukum), Drs. Amiruddin, SE (Dekan Fakultas Ekonomi), Ir. Noer Abdul Muin (Dekan Fakultas Teknik), dan Ir. Rasyid Hanafiah, M.Sc (Dekan Fakultas Pertanian). Dalam usianya menjelang 35 tahun, Universitas IBA telah meluluskan sarjana dari empat fakultas yang ada di lingkungan Universitas IBA. Alumninya telah berkiprah di berbagai bidang dan berbagai instansi pemerintah, perusahaan swasta, dosen, pengacara, juga ada sejumlah alumni terjun berwirausaha atau melakoni profesi entrepreneur.